photo '..from NoWhere to SomeWhere..' by ak
..karena belajar adalah kewajiban dan kebutuhan seumur hidup.. ...karena kebaikan adalah energi + yang tak lekang oleh waktu...

Senin, 31 Maret 2008

Fitna

Ketika fitna menjadi berita
Ketika kecemburuan membakar selera
Ketika kebodohan merajalela
Ketika kebebasan kehilangan rasa

Saat bohongmu menggoda dunia
Saat tipumu mengundang bahaya
Senjatamu tiada menembus hati
Kata-katamu tak kan goyahkan imani

Hatimu kering berkalang dosa
Jiwamu merana tiada makna

Jika engkau tiada mengerti
Tiada perlu merasa sakti
Jika yang kau lihat satu inchi
Jangan engkau bilang paham isi bumi

Datanglah
Kan kuajari engkau tentang jalan hidup; tentang toleransi; tentang bahagia
Kudendangkan lagu hatiku yang berbunga
Kan kubimbing engkau tentang kasih manusia
Dimana fitna tak kuasa dalam samudera cinta

Senin, 24 Maret 2008

Vanity is Devil's Favorite Sin, Belajar dari Film

Santai sejenak. Belajar dari film.

Sebenarnya saya ingin komen film AAC - Ayat-ayat Cinta, tapi karena belum nonton, jadi saya toh tidak berhak donk komen :).
Meskipun saya sudah punya komen sendiri tentang AAC ini di sebuah 'milis' dadakan/temporer :), bisalah saya kutip disini (maksa yah?):

Saya bukan penggemar film (apalagi kritikus film hehe).
Sangat-sangat sedikit film2 yg bisa membuat saya terkesan (salah satunya : "Devil's Advocate" - Al Pacino/Keanu Reeves). Bahkan seheboh apapun orang membicarakan film itu (misal, Lord of the Ring, Harry 'Potlot', dst).

Untuk AAC, saya yg telat baca novelnya (baru baca 2007 - ah saya memang tidak terlalu pengen terbawa 'euforia'), memang tidak melihat 'kekuatan luar biasa' seperti yg dihebohkan.
Saya sangat menghormati penulis novel dan juga para penggemarnya, tapi menurut saya, kekuatan novel itu memang bukan di alur ceritanya, - seperti yang dikritisi oleh beberapa pihak, tapi di kemampuan penulis untuk menggabungkan kisah cinta manusiawi dengan 'fatwa2' agama, sehingga tidak berkesan menggurui, dan apalagi menghakimi.
Selebihnya, maaf, alurnya masih bercorak 'India banget':simplifikasi salahsatunya (walau beberapa cerita india sih ada yg bagus juga). Jauh bila dibandingkan dengan misal, punyanya John Grisham.

Krn itu, saya sih belum tertarik nonton 'premiere' filmnya, mgkin nanti2 saja (sekedar pengen tahu :).
Betapapun, AAC pastilah jauh lebih bermutu dari kebanyakan film Indonesia yang mengumbar hantu, maupun kecengengan asmara. Jadi, maju terus AAC.

Kembali ke topik.
Pernah nontoh Devil's Advocate? Film lama kok, lama sekali. Saya saja nontonnya pas pertengahan kuliah dulu, di bawah 2000an. Tapi waktu kemarin2 beberapa kali tayang ulang di
TV2 lokal, masih berminat juga nonton. Walaupun ada yang bilang secara acting, ini film jelek, tapi cukup diapresiasi bagus di sini. Buat saya, bukan karena ngefans berat sama Keanu R, atau al-Pacino, tapi saya mendapat pelajaran yang sangat berarti dari sang film.
Tapi kok bahas film lama sih? Saya memang tidak ingin membahas filmya, cuman mau menyampaikan topik ini saja. Dan kebetulan, juga dikuatkan oleh si film. Bahkan ketika menontonnya berulang, saya masih dapat kesan kuat darinya.


Anda mungkin bisa punya kesan lain tentang film ini. Termasuk teman saya dulu. Saya minta tolong dia nonton film ini. Saya minta untuk perhatikan dialognya dengan cermat. Di akhir film, dia protes keras.. Apaan niy man? Ini sih kayak sinetron biasa. Tidak ada yang perlu diperhatikan. Tidak ada yang special. Well.. semua orang memang bisa punya apresiasi berbeda.
Tapi sungguh saya mendapatkan pelajaran amat penting dari film ini. Bukan sesuatu yang baru sebenarnya. Juga bukan sesuatu yang asing bagi kita semua. Tapi film ini menyajikannya dengan mengesankan. Paling tidak bagi saya.
Apakah itu ? Cerita tentang Kesombongan.

Bahwa kesombongan adalah dosa azali manusia.
Bahwa kesombongan manusialah yang menjadi penghancur dirinya.
Bahwa kesombongan itu bisa datang kapan saja, saat kita lengah dan terlena.
Bahwa kesombongan bisa dipicu dari luar, maupun dari dalam diri.
Bahwa kesombongan bisa kita taklukkan di suatu sisi, di suatu detik, namun ia juga siap menyergap di sisi dan detik berikutnya.
begitulah....

Seperti kata si Devil (Al Pacino) di akhir film : "Vanity...definitely my favorite sin".

Anda setuju?

Rabu, 19 Maret 2008

PaDosHa

Apa
PaDosHa adalah salah satu label/kategori di blog ini. Sebagai label ia mestinya biasa saja. Kalau mau dibahas toh sudah dibahas disini (belum lengkap lagi, sorry :)).
Tapi PaDosHa memang label khusus. Saya tidak mau bilang istimewa. Tapi khusus. Special pake telor? ya.. terserahlah nggak juga, tapi kira2 seperti itulah :). Yang jelas bukan sekedar karena dia singkatan, saya perlu buat kolom khususnya.

PaDosHa adalah Pahala Dosa seHari-hari. Maksudnya, apa-apa yang dikelompokkan dalam label ini merupakan tulisan tentang pengalaman, pikiran, ide, atau semacamnya, yang terkait dengan adanya (kemungkinan) pahala atau dipetiknya dosa.
Secara Islam? Iya.. karena saya Islam. Tapi insyaAllah ini general saja. Karena ini bukan terkait ritual, tapi kegiatan sehari-hari. Jadi semua agama mungkin mirip-mirip saja memandangnya.

Fiqh, Bukan
Apakah ini terkait hukum agama? Fiqh (hukum Islam) khususnya? hmmm..iya dan tidak, karena walaupun cukup mengenal lingkungan agama yang kental, tapi saya jelas bukan ahlinya. Tahu iya. Ahli bukan. Jadi ini juga bukan Fiqh seperti yang secara literer di bahas di buku-buku agama. Namun jangan lupa, sebenarnya segenap keseharian kita juga terkait dengan formulasi hukum agama. Hukum (dasar) yang lima itu: wajib-haram-sunah-makruh-mubah (cek!).
Jadi apa donk?
Ini adalah 'sekedar' pemahaman dan penghayatan saya tentang hal-hal keseharian, yang justru mungkin orang melihatnya bukan sebagai 'urusan agama' tetapi sebenarnya ia bisa jadi 'sangat berbau agama'. Walau agama tidak melulu bicara pahala-dosa (karena masih ada dimensi akhlaq--yang lebih 'cair' ukurannya-- juga ada sufisme atau tasawuf yang lebih luas lagi, dan lainnya), paling tidak urusan pahala-dosa adalah dimensi yang paling gampang dan wadag dalam 'domain' yang bernama agama.
Lebih tepatnya, karena ini berupa penghayatan saya, PaDosHa secara lengkap berarti : Potensi Pahala Dosa seHari-hari.

Frekuensi Tuhan
Yang penting lagi, label ini tidak bermaksud menghakimi, memvonis pahala-dosa orang, apalagi mengkapling-kapling surga-neraka buat saya dan orang lain. Jauuh. Jauh dari itu. Ini adalah upaya kita untuk belajar dan menghayati bersama, mencari bersama, dimana ada 'frekuensi' agama dan Tuhan dalam detak langkah kita sehari-hari.
Bagaimana merasakan 'frekuensi' Tuhan? Gampang, kata ahli agama. Jika hati kita terasa sejuk, lapang, pikiran juga tenang, setelah melakukan sesuatu, maka saat itulah kita sedang beresonansi dengan frekuensi Tuhan (ini yang orang bilang sebagai, kekuatan hati nurani). Silakan cari referensi lebih luas tentang ini di tempat lain, salah duanya di site Gus Mus atau di Padhang mBulan.

Bagaimana potensi pahala-dosa dimaksud?
Kasusnya bisa segala hal. Bisa saat ketika saya mengetik tulisan semacam ini. Bisa saat ketika saya atau anda ngBlog, Blogwalk, bloghope, dst. Bisa waktu kita bangun tidur, waktu siap-siap ke kantor, saat di jalan, saat berdebat di kantor, saat mau ber-KKN (uups, jangan), saat makan siang. Saat pulang kantor.. yaah.. semuanya.. bisa segala hal.

Sehari-hari aja
Lha banyak donk.. Betul. Tapi sebagian kita sering melewatkan begitu saja hal-hal berarti dalam hidup keseharian. Dan sering kita menganggapnya sebagai urusan yang hanya terkait dengan manusia dan lingkungan atau paling jauh dengan petugas negara saja. Tidak dengan agama. Tidak dengan Tuhan, sang pemilik agama. Padahal, urusan apa yang tidak terkait Tuhan? Ada gitu? Selama kita bernafas dan hidup (mati pun juga sebenarnya) di semesta ini, ya selama itu pula kita mestinya 'berurusan' dengan Tuhan. Tidak percaya? Coba aja tanya sama Tuhan. Kalau merasa masih terlalu jauh, tanya ke wakil-wakilNya di bumi. Sudah tahu kan siapa-siapa. Tapi yang lurus, yang tawadlu'. Yang jelas jangan ke saya :), lha saya baru mencoba menghayati.

Contoh yang sudah tersaji di sini adalah posting 'Matilah Cahaya', yang maksudnya hemat listrik itu :). Apakah hemat listrik itu diurusi Tuhan? Saya bisa bilang dengan yakin: iya, insyaAllah. Sebenarnya bukan masalah hematnya, tapi kesediaan kita untuk melakukan hal yang baik, sekecil apapun itu. Itulah yang membuat kita bisa bertemu dengan 'frekuensi' agama dan wilayah ketuhanan. Apalagi bila kita melakukannya dengan niat tulus. Tanpa mengumpat : sialan.. nih orang ruangannya ditinggal, listrik dibiarin aja dst. Atau, sambil cuek tidak peduli : lhah.. yang bayar toh kantor, toh ada petugas.. dan seribu alasan 'lumrah' lainnya. Tapi tentu, kalau kita melakukan hal yang positip, dimana dan kapanpun, malaikatnya Tuhan akan mencatatnya. Sebaliknya juga.

Bagaimana jika orang 'ngerjain' kita? ah.. iya, kita berkewajiban mengingatkannya, selebihnya urusan dia dengan Tuhan. Gampang, tapi sering susah melakukannya. Saya juga, makanya saya mengajak anda belajar bersama.

Satu lagi, Padosha di sini tidak ada kaitannya sama sekali dengan www.Padosha.com :D - wah, saya ikut promosiin web luar deh :). Gpp ini juga PaDosHa kali hehe.

So
Akhirnya, mari kita berhati-hati, cermat dan sebisa mungkin menemukan frekuensi dan 'mengajak' Tuhan dalam keseharian. Jadi, mari kita memperhatikan : PaDosHa :).

Senin, 17 Maret 2008

Blog ku..


Upaya untuk belajar, meniti hidup lebih berarti
Upaya untuk menulis, mengasah paham, mengusung keyakinan diri
Upaya untuk berbagi, saling mencari, saling mengisi



Yang tidak berniat menggurui, karena semua adalah guru
Yang berniat berguru, pada siapa dan apapun itu
Yang pantas dan perlu, digugu dan ditiru


Kamis, 13 Maret 2008

Matilah Cahaya

Malam telah beranjak, ketika lelah sudah menolak
Ruang telah sepi, saat semua sudah pergi

Bagusnya lari tanpa peduli
Tapi hati terusik seakan bergolak

Ah..
Ruang masih benderang ternyata
Pelan kuhampiri satu dua

Kupetik dan membuatnya mati
Kuberjanji dalam diri
Tak kan membiarkannya begini

Dan pesanku padamu kawan: hematlah listrikmu hari ini
:D

Selasa, 04 Maret 2008

Meng-KHUSU'i Kehidupan bersama LETTO


[image from LettoLink]

Ini mungkin bukan hal baru buat sebagian dari anda.
Tapi mungkin juga adalah perspektif baru buat yang lain.

Beberapa pLettonics (maupun bukan), sudah menyirat maupun menyuratkannya.
Saya hanya ingin menggarisbawahi kembali, bahwa apa yang kita nikmati bersama dan dalam musiknya lagunya Letto, adalah ajakan untuk merenung, mengingat asal muasal kita, mengajak eling, mengingatkan untuk ibadah, membuat kita KHUSU' dalam hidup.

Lihatlah ajakan Letto untuk menyerapi indahnya sholat TAHAJJUD dalam 'Sandaran Hati'.
Bagaimana Letto mengajarkan untuk mensyukuri diri dan kehidupan dalam 'Sebelum Cahaya'
Resapilah keinginan kuat untuk selalu dekat dengan sang kekasih dan sang PENGASIH sejati, di 'Permintaan Hati'.
Juga, ini refleksi seorang teman (cak Wo), dalam 'Sejenak' Letto mengajak untuk eling dan SHOLAT sebelum kita tidak sanggup lagi melakukannya.

Saya ingin menulisnya lebih jauh di sini, untuk saya sendiri :), juga buat anda tentu.

Lalu kenapa sinetron dan video klipnya seperti itu ya ?
Saya juga pengen membahasnya sedikit di sini.

Tunggu ya...