photo '..from NoWhere to SomeWhere..' by ak
..karena belajar adalah kewajiban dan kebutuhan seumur hidup.. ...karena kebaikan adalah energi + yang tak lekang oleh waktu...

Kamis, 22 Mei 2008

Bola, dan Drama itu, dan Spiritualitas itu



UEFA Champions League 2007/2008 usai. MU kembali juara. Chelsea gagal menggelar mimpi.
Ada kegembiraan luar biasa. Ada kesedihan yang mencekam. Juga haru biru puluhan ribu kepala. Diikuti secara jamaah jutaan pasang mata lain di rumah2, di cafe2, di warung2 tepi jalan. Di (hampir) seluruh dunia. Seluruh level lapis masyarakat. Tak kenal kasta. Tak jua suku, negara, bahkan agama. Dan seterusnya, dan sebagainya.

Luar biasa
Adakah 'ritual' lain yang menyamainya? Ada : piala dunia (bola juga). Dan besok2 juga ada Euro08. Tapi ini satu famili saja dengan topik kita ini.
Ada juga jutaan jemaah Haji tiap tahun di Mekah. Tapi ia tidak melibatkan orang luar (baca: penonton/pemirsa) dalam tiap detiknya. Maaf, saya tidak sedang bilang bahwa pelaksanaan Haji masih kalah 'magnet'nya dibanding pertunjukan bola. Tapi hanya ingin menunjukkan bahwa bola adalah 'ritualisme' baru masyarakat modern. Dan yang bisa mewakilinya hanya jenis kata seperti : luar biasa.

Sang Pemimpin yang merunduk
Jhon Terry, sang kapten tertunduk, lesu. Lemas ia. Menyesal ia. Karena seharusnya ia bisa memenuhi harapan dirinya sendiri, rekan-rekannya, jutaan fansnya, pelatihnya, juga big bossnya:Abramovich. Padahal ia kapten yang tegar. Tegas dalam memimpin. Punya visi permainan dan organisasi tim. Dan karena hal-hal itulah ia menjadi kapten. Tapi ia tak tampak seperti itu setelah kegagalannya. Ia tampak lemah tiada daya. Apalagi setelah kegagalan Anelka di penalti terakhir. Beberapa saat setelah itu, di panggung medali pun, senyum kecil saja tak sanggup ia haturkan pada para petinggi bola. Ia membawa dukanya ke rumah. Mungkin sampai tahun depan. Mungkin seumur hidup. Jika mengingatnya.



Si Perkasa yang terguguk
Christiano Ronaldo, sang megabintang menangis tersedu sedan. Bahkan untuk
berlari bersama rekan-rekannya untuk menemui Van der Sarr , sang kiper yang jadi pahlawan dengan menggagalkan penalti Anelka, ia tidak sanggup. Padahal ia 'sprinter' kelas wahid. Toh ia hanya sanggup lari beberapa langkah. Ia tak lagi terliat 'perkasa'.Lalu ia terkapar di tengah lapangan. Terguguk-guguk. Perut dan dadanya terguncang-guncang. Ia tak peduli dengan hiruk pikuk lapangan. Dengan gemuruh stadion. Dengan jutaan pemirsa tivi di seluruh dunia, yang memujannya, juga yang tidak. Ia tak takut dianggap 'mewek'. Ia asyik dengan dirinya. Ia menikmati gemuruh di dadanya sendiri. Ia ingin menuntaskan kepuasan jiwanya. Walau hanya beberapa saat. Walau untuk sekian detik dalam hidupnya. Tapi itu : luar biasa.

Kesadaran, sebuah modal dan pelajaran spiritualitas
Saya tidak sedang ingin mencibir pak kapten. Juga tidak sedang meremehkan keperkasaan sang bintang.
Tapi saya ingin menunjuk pada kenyataan, bahwa betapapun tegar, kuat, kaya, megah, dan apapun 'status fisik' seseorang, ketika ia terhadang oleh sebuah 'tembok', maka ia akan kembali tepekur, merunduk, menyadari keterbatasan diri, menyadari ada 'kekuatan' di luar sana. Syahdan, betapapun kekuatan itu bernama 'kebetulan'. Apatah lagi dengan Sang Pencipta makhluk bernama kebetulan itu.

Pun ketika sang bintang tak kuasa menahan 'haru-bahagia'. Ia hanya melonjak sebentar, untuk kemudian menggelorakan dan meresapinya 'ke dalam'. Ia seakan tidak ingat akan pacar2nya, mobil, gaji milyarannya, segala macam keglamoran hidupnya. Ia hanya 'bersimpuh' dan 'mensyukuri' pencapaian hidupnya. Lengkap dengan isak tangisnya. Seakan 'bersujud' ia di kenistaan bumi. Di atas rumput setengah basah, yang juga baru dinjak2 puluhan orang. Semuanya alami. Semunya manusiawi. Seakan mengingatkan ia akan fitrah manusia. Polos. Apa adanya. Begitulah..

La'ibun wa Lahwun
Permainan dan senda gurau. Begitulah kata Qur'an tentang kehidupan di dunia ini. Jangan kan tentang bola; tentang sekolah, ilmu, kerja, bisnis, keluarga; itu semua La'ibun wa Lahwun. Karena semua kehidupan dunia, besar kecil, penting remeh, itu termasuk kategori ini. Tolong silakan koreksi saya kalo salah.
Butuh beberapa paragraf lagi kalo kita obrol lebih jauh tentang ini. Nanti-nanti sajalah kita ketemu lagi :).
Hanya, terkait dengan judul posting ini, adalah bahwa : kita bisa belajar tentang apa pun, dari apa dan siapapun. Bahkan dari sudut2 remang kompleks tunasusila, bahkan dari area goyang dangdut, dari amburadulnya acara tivi-tivi, dan sebagainya. Apalagi dari sebuah pertunjukan megah, dan bisnis trilyunan macam sepakbola eropa. Celakalah kita kalo benar-benar hanya yang kita dapat adalah jenis pemainan dan senda gurau yang dangkal. Tanpa sesuatu yang kita resapi kedalamannya, maknanya, energi positifnya, dan semangat kemanusiaannya.

Jadi, selamat menikmati bola, selamat mencucup kesan dan pelajaran spiritualitas di sana. Bahkan kalo pun hanya setetes dua tetes. Karena itu begitu bermakna. Demikianlah.

(photos from : sports.yahoo.com)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

belajar ditemani Ronaldo :) Sang Kapten ternyata bisa memberi hikmah... Sang Kapten ngustadz

Anonim mengatakan...

Sudah lama gak mejeng sini BTW aku jadi theme putih setelah drop ranking hihik biar keliatan sama kang Google

Anonim mengatakan...

Teman aku punya informasi penting buat semua siapa tahu berguna buruan kunjungi JEBLOG

DANIAR NUR AZIZ BAQI mengatakan...

That's right......permainan hanyalah senda gurau.