photo '..from NoWhere to SomeWhere..' by ak
..karena belajar adalah kewajiban dan kebutuhan seumur hidup.. ...karena kebaikan adalah energi + yang tak lekang oleh waktu...

Rabu, 31 Desember 2008

Ketika Anak Menyebalkan !!!

Hari ini akhir tahun
Sekian banyak orang berharap ceria
Daku pun sedikit banyak begitu juga
Paling tidak bisa berpanjang sang liburan

Apa daya langit rumah tak selamanya cerah
Guntur dan gemuruh kadang bersahut tak terduga
Kadang karena presiden sedang kalut
Kadang karena sang menteri juga kusut

Tapi kali ini satu rakyat sedang kalut
Bersungut-sungut mengobarkan bara yang tersulut
Daku ikut merengut
Mencoba melumpuhkan gelora yang coba direnggut

Braak!!!

Daku tak kuat menahan gejolak
Melabrak gerbang yang diam tak peduli
Lebih baik kucari ceria di kedamaian resto nan bersorak
Agar segera hilang amarah yang menyembul dari dalam sunyi

Sesaat kunikmati suasana
Sesaat kulupakan bara

Sekeliling berdiam dalam ruang sendiri
Sekeliling berjalan dan berlari kesana kemari
Sekeliling tiba-tiba menghentak memecah udara
Sekeliling tiba-tiba menawarkan pengap dalam ruang terbuka

Ada apa

Bukan apa-apa
Bukan, bukan di sini tempat menenggelamkan duka
Bukan di sini tempat menumbuhkan suka
Bukan di sini tempat menyemai asa

Kepalaku melayang ke alamat sang pengganggu
Dimana hati dan bunga-bunga kecil sedang menunggu
Kasih dan canda sang penguasa gubuk
Agar tak runtuh langit yang sedang mabuk

Betul adanya

Di sanalah telaga itu ada
Dengan sang penunggu yang senatiasa sabar setia
Dengan sang pangeran dan para peri yang tak berdosa
Di hadapan sang penjaga yang layaknya perkasa, penuh suka, membawa damai sentosa

Begitulah

Tak ada yang lebih ramah selain di sana
Tak ada yang paling indah kecuali dengan semua
Tiada damai yang cerah berahma
Tiada noda yang tak mau hilang selamanya

Bersama para pecinta dan dicinta
Semoga

Selasa, 23 Desember 2008

D3 - part 1


Dialog Dengan Diri (D3)
Sebuah rangkai tanya dan asa dalam pergantian masa


Hai, kamu baik2 aja?
Baik.
Tapi kamu ndak ceria?
Siapa bilang kabar baik harus ceria?
Hmm.. kenapa gitu?
Kalo kamu bilang baik itu ceria, berarti yang punya kabar baik terus selalu artis dong. Kecuali ia lagi berakting sedih. Padahal siapa jamin, sang artis punya kabar yang baik?

Jadi, baik itu gimana?
Ya.. tergantung ukuranmu dong.
Wah.. kamu sih ndak mau jawab itu.
Baik dan tidak itu kan menyangkut keadaan. Bisa hati bisa fisik, bisa dua-duanya. Itu juga tergantung standar-standar hidupmu. Kalau ceria atau tidak kan terkait ungkapan fisik. Apa yang keliatan dari luar. Raut muka, gerak tubuh, intonasi suara. Apa kamu mengira seorang ibu yang menangis bahagia saat anaknya menikah, itu sedang tidak baik keadaannya? Apa kamu mengira seorang yang tiba-tiba menari-nari melompat girang di jalanan itu pasti sedang baik keadaannya? Jangan-jangan malah ia tidak berhenti melakukannya sepanjang hari dan minggu :P.

Jumat, 21 November 2008

Technology : Quo Vadis?

Tulisan ini masih berupa 'salinan' dari obrolan saya dengan temen-temen di milis tertentu. Ini pun sudah cukup jadul. Tapi gak papa ya. Idenya masih relevan kok (maksa). Tulisan ini sebenarnya terkait tulisan Dewi Lestari -Harta Karun buat Semua - yang diposting seorang rekan. Bukan, saya bukan fans berat si Dee, tapi kebetulan saja waktu itu idenya cukup menarik. Silakan cari sendiri tulisan aslinya, karena memang sudah cukup (sangat?) lama.

Saya ingat pernah membahas tentang semacam 'tesis' pribadi dengan seorang teman, bahwa:

"Sebenarnya (extremnya) saat ini kita (dunia) ini sudah tidak memerlukan lagi mengejar technology (yg lebih) canggih, karena yg lebih dibutuhkan adalah 'teknologi moral' yg bisa membuat kita (dunia) bisa merasakan kemajuan/kemakmuran/kedamaian bersama--yg lebih merata.."

Sekedar contoh extrem adalah, selagi jutaan dolar US (entah punya siapa aja; kemarin2 sih, kalo sekarang US lagi sekarat juga!!) dialokasikan ke research angkasa luar (dan telematika salah satunya, mungkin), kenapa tidak lebih dulu 'dunia sepakat' untuk berhenti dulu, agar dana yang sedemikian besar itu bisa digunakan untuk mengangkat harkat jutaan orang di negeri2 tertinggal?

Pasti, sebagaimana teman saya -- walaupun beliau tidak full-kontra, akan banyak pro-kontra dg ide tersebut. Akan banyak sekali aspeknya. Dan mungkin akan kedengaran naif, simplifikatif, kontra-modern, dsb (asal gak kontra-revolusi ya? :P)
Kata sang teman: ya tidak perlu begitu, setiap orang/kelompok bisa 'berlari' sendiri sesuai kepentingan dan idealisme nya; yang lebih diperlukan adalah lebih menyeimbangkan : yg terlalu ke atas, bisa lebih horisontal sedikit, yang terlalu lebar, bisa lebih memanjang, dst...

Bisa dibilang betul juga, mgkin seperti saat jaman perang pun (perang modern maupun perang jamannya nabi), tetep ada semacan role --setiap orang berperan dan berjalan dg responsibility masing-masing--, bahkan sabda Nabi sendiri : tidak perlu semuanya ikut berperang, harus ada yg tetap menuntut ilmu.. Artinya dalam keadaan apa pun, kepentingan dan 'kecenderungan' tiap orang/kelompok, mesti dan perlu diwadahi.

Hanya masalahnya, nampaknya sekarang yg ikutan 'berperang' di technology/business enhancement jauh lebih besar daripada yang lebih tertarik untuk memeratakannya; dan melihat trendnya, nampaknya masih jauh dari harapan di tulisan itu, untuk melihat orang cukup 'berjalan' saja dulu. Begitu..

Kalau (mem) bingung (kan) lapor yak?

Rabu, 29 Oktober 2008

Pengen Nonton Film Bagus (adakah?)


Buat temen-temen yang kecewa karena blog nya nganggur, buat beberapa biji klik yang kesasar, dan buat siapa aja yang setia menemani (wix..), selamat berjumpa kembali. InsyaAllah kondisi hiatus nya tidak akan dibiarkan berlama-lama lagi (masak sih? Janji mulu :)).

Mengutip seorang rekan, sebenarnya selama ini saya masih aktif jadi penulis :P : kadang nulis sms, kadang nulis ucapan bos, kadang nulis email, kadang blog, sering juga nulis milis (lha jadi penulis benerannya kapan ya?).
Nha, yang terakhir ini yang sebenarnya cukup ‘mewakili’ absensi saya di dunia blog. Dan.. kalo boleh saya buka rahasia dikit :), blog ini ada salah satunya karena untuk menampung “napsu” ngoceh, eh nulis, saya di milis-milis.

Hmm.. karena itu, saya ingin mengangkatnya (ah kayak novel mo difilem-in) saja ke sini. Ada yg mungkin akan saya edit dan mark-up, eh make-up, ada yang apa adanya, ada yg sedikiiit sekali editnya. Seperti di bawah ini.
………….

Baru (xxsemingguxx) beberapa minggu lalu saya nanya ke milis (ex) kampus, tentang semakin hebatnya Dubai dalam membangun infrastruktur2 kelas atas, seperti hotel, bangunan2 megah dan mewah, dan macem2nya. Seakaan2 kemewahan Dubai tak tertandingi di dunia.

Saya nanya ke forum, apa memang benar secara ekonomi (macro) TimurTengah (khususnya Dubai tadi) sudah menjadi kekuatan ekonomi baru dunia (secara keseluruhan : fundamental, produktif, konsumtif..). Karena katanya satu2 nya liquid fund (dana yg bisa dicairkan segera?), itu hanya ada di Timur Tengah. Sedang Amrik lagi pingsan, Eropa mungkin terseret, Cina baru mulai bangun... dst.

Seorang senior di situ, memberi jawaban dengan simple : sudah nonton film Syriana ? Karena katanya film itu berdasarkan rumor yg benar,dan terkait pertanyaan di atas. Wah.. saya sih kayaknya pernah nonton, tapi cuman sepotong2. Karena dalam beberapa bulan terakhir, saya cukup males nonton.

Terus terang sedikit sekali film2 (besar dan terkenal) pun yg bisa bikin saya fully impressed (sangat terkesan). Apalagi film Indonesia. Sejak jaman kuliah, sampe sekarang, film yg paling berkesan bagi saya adalah "Devil Advocate" (Al-Pacino & Keanu Reeves). Itu sekitar tahun1997-an.Bukan karena para actornya mirip saya (hehehe..). tapi ada sesuatu difilm itu yg bisa saya ambil 'ajaran dasarnya'. Cobalah tonton...mungkin anda bisa punya pengalaman yg sama. Mungkin juga tidak, seperti teman saya dulu yang merasa 'saya tipu' :D.

Begitu banyak film2 terkenal yg kata orang bagus... bikin saya kecewa.. krn tidak ada sesuatu yg bisa membuat saya ter-impresi karenanya. Yang ada adalah saya jadi 'sombong' : wah.. kalo cuman gitu sih, saya bisa bikinnya :D. Apalagi film Indonesia.. apalagi kelas sinetron :P.
Makanya sampe sekarang saya belum berminat nonton LP (baca novelnya separu) maupun AAC (baca novelnya full, walo telat). Hmm.. tapi ingat2 saran tentang Syriana, kayaknya saya mesti berpikir lagi : mulai lagi nonton film2 (bagus).

Siapa mau ? atau ada saran?


Salam,
Tontowi
JurongEast,Oct08

Rabu, 01 Oktober 2008

Mohon Maaf Semesta

Mohon Maaf Semesta

kepada engkau yang pernah aku sakiti
kepada engkau yang sering aku kasari
kepada engkau yang susah aku senyumi

aku meminta maafmu

kepada beliau yang aku harap doanya
kepada saudara yang tak habis cintanya
kepada sang kinasih yang tak bosan bersama
kepada sahabat yang tak alpa dalam suka duka

aku junjungkan kata maafku

kepada mereka yang kerap aku cueki
kepada mereka yang gampang aku sindiri
kepada mereka yang tak jarang aku kata-katai

aku memohon maafmu

kepada forum-forum yang kusombongi dengan atau tak sengaja
kepada komunitas maya yang berbagi ilmu dengan bahagia
kepada masyarakat dunia yang tanpa malu ku bertanya

aku kan harap didera maafmu

kepada sang waktu yang tak kunjung kupenuhi hak-hak hakiki
kepada sang mentari yang kulewati saja hari demi hari
kepada sang bulan yang sering terjalani tanpa arti
kepada sang bintang yang tak kusapa tanpa tahu diri

aku haturkan maafku

kepada sang Pemilik para engkau
kepada sang Pencipta para beliau
kepada sang Penyayang 'para' mereka
kepada sang Pengayom komunitas apa saja
kepada sang Penguasa galaxi para bintang

daku memohon rido dan ampunMu
duhh...


Selamat Iedul Fitri 1429H
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Batam, 1 Syawal 1429H

Sabtu, 06 September 2008

Puisi Puasa


ssst..
hanya sebuah puisi
ssst..
blognya lagi puasa
ssst..
sebuah puisi puasa

Senin, 18 Agustus 2008

63 Tahun Merdeka

63 tahun merdeka
Doaku sederhana saja
Semoga bangsaku benar-benar merdeka

Asaku biasa saja
Semoga merdeka itu bagi semua

Impiku tiada kemana
Hanya lah merdeka yang sebenarnya

Merdeka fisik
Merdeka mental
Merdeka ekonomi
Merdeka budaya
Merdeka ilmu
Merdeka agama
Merdeka dalam ke luar
Merdeka luar ke dalam
Merdeka semuanya

63 tahun merdeka
Doaku sederhana saja
Asaku biasa saja
Impiku tiada kemana

Merdeka yang seutuhnya kata pak pemimpin
Merdeka yang kaaffah kata istilah Quran
Merdeka yang komprehensif kata orang sana

63 tahun merdeka
Doaku sederhana saja
Asaku biasa saja
Impiku tiada kemana

Begitu saja

Jumat, 08 Agustus 2008

LAISVE

Ini sebuah senandung tentang 'freedom'.
Kebebasan dari apa saja. Kemerdekaan dari belenggu. Terutama belenggu yang menyesakkan jiwa. Apalagi belenggu yang ditumpahkan oleh ketidakadilan yang dipelihara. Dan itu dimensinya bisa apa saja.

Awalnya saya hanya ingin menuliskan satu kata saja untuk yang satu ini : SUPERB!!!
Tapi itu bisa menunjukkan bahwa saya kehabisan kata2. Atau males :D.

Terus terang, ini lagu sudah membius saya. Bisa dibilang, saya jatuh cinta padanya :).
Saya bukan musicmania, tapi untuk yang satu ini, saya berani menjamin : penonton tidak akan kecewa (terutama kalau sense anda sejalur dg saya :)).

Lagu ini punya 'energi'. Dia punya daya 'magi'. Semakin didengarkan, semakin tergetar 'jiwa' kita.
Liriknya, musiknya, dan terutama penghayatannya. Suara yang keluar seakan berasal dari hati yang terdalam.
Bahkan kalau pun saya (awalnya) tidak cukup mengerti keseluruhan arti lagu (tetapi dengan pemaknaan multi yg saya 'imajikan' sendiri). Agaknya, justeru karena bahasanya yang asing, ia terdengar menjadi semacam 'mantra' yang mistis.
Saya tidak sedang 'ngecap'. Sungguh saya sudah dibuat terharu karenanya (saya malu mengatakannya, karena sebenarnya, saya mengalami lebih dari itu :D).

Sebenarnya, ini lagu mengenai datangnya kebebabasan bagi sebuah bangsa, setelah sekian lama terbelenggu 'bangsa lain'.. --hmm... pas rupanya buat sebuah 'agustusan yang serius' :).
Namun, kembali ke paragraf awal, freedom, bisa bermakna luas. Multi dimensi. Bisa mengenai bangsa, bisa terhadap kelompok, bisa ke diri sendiri, bisa ke 'sodara' di antah-berantah sana.. dsb.




Berikut liriknya:

Aš jau nepakeliu minčių apie tave!
Kaip obelis, apsunkusi nuo vaisių,
Užlaužiu tragiškai nusvirusias rankas,
O tu sakai: „Stovėk, kaip stovi laisvė!“ (2 k.)

Tai uždaryk mane, Tėvyne, savyje,
Kaip giesmę gerklėje mirtis uždaro,
Taip, kaip uždaro vakarą naktis,
O tu man atsakai: „Aš – tavo laisvė!“

O nesibaigianti kelionė į tave!
Jau kaip akmuo šalikelėj suklupęs
Aš pilku vakaru lyg samanom dengiuos,
O tu sakai: „Eik taip, kaip eina laisvė!“


dan ini translatenya :

I can’t stand my thoughts about you anymore!
Like an apple tree, holding hard fruits
My aching hands are tragically lowered down
And you say: Stand as a freedom stands!

So close me out in yourself, Homeland
Like a death closes anthem in your throat
As a night closes an evening
And you say: I’m your Freedom!

Oh never ending trip inside you!
As a stone kneeling near the road
I’m covering with a grey evening like with a moss
And you say: Go as a freedom goes!


note:
- lagu ini saya dapet dari 'pertukaran budaya kecil2an' dengan seorang teman Lithuania
- 'saran penyajian' : dengarkan sekali, dengarkan lagi, terus dan terus.. sampai anda merasakan 'chemistry' nya :).
- saya ada versi mp3nya (9mb), lebih mantep, hanya saya tidak terbiasa bertukar mp3 di arena public :)
- jangan lupa : volume nya yg cukup besar
- special thanks to : Alekkksandr (the inspirator, the translator :))

Sabtu, 26 Juli 2008

Pernikahan yang (selalu?) Mahal

Agak sedikit heboh minggu ini, dengan pemberitaan seorang anak salah satu anggota keluarga group perusahaan terkaya di Indonesia.
Blog ini tidak bermaksud ikut dalam kontroversi (klik: sekedar reff.), apalagi cemooh dan caci. Ini memang bukan blog gosip. Juga bukan blog berita. Bukan blog teknikal juga. Blog lika-liku pribadi juga bukan. Lhaa lalu blog apa yaa... eh.. kok nglantur..

Mengenai pernikahan mahal, demikianlah yang jamak terjadi. Yang jamak (umum) seharusnya memang belum tentu benar dan baik. Pun sebaliknya.

Banyak orang protes.
Saya kira sih sebanyak itu pula orang mesti memprotes ke arah 'dirinya' sendiri. 'Diri' ini bisa memang diri sendiri, yang terkait dirinya (keluarga), lingkungan dirinya, dst.. Mungkin termasuk 'diri' saya.

Berapa ukuran mahal?
Kalau sebuah keluarga dengan total asset 100juta, sanggup menyelenggarakan pesta nikah bernilai 10juta saja (10%) dari aset, apakah itu bukan kemewahan tiada tara?
OK, kita naikkan. Kalau aset sebuah keluarga itu 500juta, pesta pernikahannya 50juta (10%) ? Apa penilaian kita? Bukankah biaya nikah 30-50juta sekarang sudah sedemikian jamak terjadi?
Baiklah, kita berprasangka baik. Aset kekayaan keluarga seperti itu mungkin lebih tinggi. Mungkin mencapai 1M. Berarti 50juta itu 'hanya' 5% dari aset. Well, kita naikkan lagi, 2Milyar asetnya. Aggap saja masih 'masuk akal' sebagai rata2 aset keluarga (menengah?) di Indonesia. Kita bisa kira2 sendiri apa saja yg dipunyai : rumah, mobil, tabungan, tanah, dll. Berarti masih 'wajar'. Dan 50juta itu adalah 2.5% dari aset.

Jika kita kembalikan ke biaya pesta nikah yang 10M, itu berarti 2.5% dari 400M.
Saya kira orang banyak sudah tahu bahwa kekayaan (total aset) keluarga yang dimaksud, jauh melebihi itu.
Tolong koreksi, kalo angka2 saya salah.
Sudah lama soalnya ter'kooptasi' sama program calculator dan Excel :D.

Jadi?
Saya bukan setuju, dan menganggap normal biaya pesta yang 10M itu. Bahkan apalagi dikaitkan dengan korban lumpur.
Saya kira semua prosentase (sekali lagi, prosentase) yang seperti itu sama2 supermewah. Berlebihan. Dan seterusnya. Kita bisa punya banyak deret kata untuk itu.
Mungkin saatnya untuk sama2 koreksi diri, seberapa mewah (dan mubadzirnya) hiruk-pikuk pesta (dan hidup?) kita sehari-hari.

Salam nikah, eh salah, Salam introspeksi :).

Jumat, 18 Juli 2008

Patung Menarik - Knutsen


Ada yang tahu tidak kenapa si Madam menoleh ke arah sang Mister?
Soalnya saya tidak tahu, bukan ngasi teka-teki :).

Foto ini diambil di taman kota Haugesund, sebuah kota kecil di negeri Fjords.

Jumat, 11 Juli 2008

Statistik Tontowi@ So Te Re

Ini statistik kunjungan pada blog ini. Last 7 days, last 30 days, dan overall


Hmm.. tidak terlalu jelas trendnya :).
Cuman nampaknya, grafiknya tinggi di hari Senin (aneh ya?), bukan Minggu. Apa temen2 kebanyakan akses dari kantor, dan Senin lagi fresh2 nya ? (tapi bukannya malah sibuk).

Walau tidak amat mencolok, batang warna hijau (menunjukkan page loads), rata2 jauh lebih tinggi dibanding yang warna biru (unique visits), artinya, paling tidak pengunjung, juga membaca2 artikel2/pages yang lain, daripada sekedar mampir dan halo2 :)..

Secara keseluruhan, ini bukan statistik yang cukup bagus hihi.. Tapi nampaknya juga tidak jelek2 amat :).

Anda setuju?
Kalau yang setuju, terima kasih. Kalau tidak, mesti ngasih saran yang baik :).

Sabtu, 28 Juni 2008

Sshny Nntn Er8 d Ngr Er

Ini sebenarnya semacam 'curhat' :), tapi mungkin ada 'maknanya'.

Sebelum berangkat ke daerah asing ini, disamping banyak hal lain yg terpikir, terbersit bayangan bahwa saya bakal menikmati hebohnya siaran tv Euro2008. Gimana tidak lebih heboh, wong di Indonesia saja, hebohnya ndak ketulungan. Apalagi di salah satu negeri Eropa. waah.. pasti jauh lebih dahsyat. Walaupun itu hanya di TV atau area2 publik non stadion.

Sangkaan saya salah. Saltot - salah total.
Saat nanya2 ke orang2 kantor dan temen2 training, apakah mereka sedang menikmati Euro2008, bisa dibilang tidak ada satu pun yang menjawab positip. Hanya satu dua yang bilang : yaa.. kadang2. Wah, kok bisa ?

Saya cuek saja. Ok, kalaupun orang tidak sedang berhisteria, toh saya tetap bisa menikmatinya sendiri. Bahkan kalaupun 4 orang lain di guest house, dengan kulit dan rambut beda2 itu, juga cuek-cuek saja. Bahkan keluar satu kata "Euro" pun tidak pernah.

Tetapi ternyata "penderitaan" saya tidak hanya sebatas tiadanya teman. Ketika mencoba mencari chanel tv yang menyiarkan langsung Euro2008, dada saya seakan berdegup keras. Bagaimana tidak. Ada secara total 400an chanel yang tersedia, paling tidak terdaftar di tv itu. Walaupun sebagian besar berisi "semut", dan sebagiannya lagi dobel2/sama.Ternyata nihil. Tidak satupun saya temukan yang sedang live Euro08. Ada beberapa saluran sport, seperti EuroSport. Tapi malah dia banyak siaran atuo-sport, tenis, atau malah tunggang kuda. Euronya hanya sebatas berita ataupun siaran tunda.

Keringat dingin saya mulai keluar. Wah.. besok Italy lawan Perancis (saat itu), masak gak nonton.. ?
"Tidak percaya* lagi sama itu tv, akhirnya saya banting setir. Yahh.. nyari on-line tv internet yang free saja. Perburuan dimulai. Tidak gampang. Googling sana, googling sini. Install ini, install itu. Walaupun akhirnya ketemu. Memakailah saya "Sopcast". Dapat juga. Tidak sempurna, tidak bisa large-size, pakai Spanyol atau German lagi, mana saya ngerti. Yang english saja sudah 'megap2' haha. Juga tidak sepenuhnya live. Karena ketika sambil chatting dengan teman yang di Dusseldorf, dia bilang Italy sudah 2-0. Di Sopcast kok belum yaa ? :DD. Baru 2-3 menit kemudian gol. Yaa tidak apa-apa. Tidak ada akar, serabut pun jadi lah.

(Sopcast - si 'penolong kecil')

Demikianlah.
"Misi" pribadi untuk nonton sepuasnya (meski di tv) Euro2008 saya kubur dalam2. Jangankan sepuasnya, normal2 saja tidak bisa. Tapi, saya tidak sepenuhnya menyerah. Pelan2 chanel2 tv yang 400an (tapi semu) itu saya pelototin satu-satu. Satu-satu? Yaah.. mau gimana lagi? TV guide tidak ada. Nanya ke 4 orang dari Lithuania, India, Kanada, maupun Norway sendiri, juga tidak tahu menahu. Dan tidak berkepentingan :D. Satu, demi satu, akhirnya.... dapet!!! 272! ya nomer itu, siarkan Euro, live!. Pas saat jerman x portugal (perempatfinal). Yuhuuu.. ada juga. Tapi eeit, tunggu dulu. Suaranya kok gak ada? waah.. ditingkahi suara "hujan". Gemerisik. Mau gimana lagi? Adanya itu. Daripada Sopcast. Yang kadang juga tidak dapet itu.


Besoknya saya berharap nasib saya masih 'baik' :). Apa kata? Ternyata tidak. Siaran di 272 hilang. Lemeslah kita :(. Saya baru sadar. Uff.. karena memang sebagian besar tv berbahasa Jerman (mana Jerman mana Norway saya susah membedakan), maka yang disiarkan langsung ternyata partai2 nya Jerman. Yaa sudahlah kembali lagi ke Sopcast.

Tapi nasib baik ternyata 'masih' berkenan menghampiri saya. Ketika iseng2 lagi, pelototin chanel2, ternyata ketemu kembaran 272 di 387. Dan bagusnya, gambar dan suaranya normal. Pada saat itu, Jerman x Turki. Well, ini namanya rejeki. Besoknya rejeki itu ternyata masih ada. Walau sedikit pindah lagi di 23.
OK, paling tidak di partai final besok saya tidak akan kwatir. Karena chanel2 Jerman itu akan pasti menyiarkan negaranya sendiri.

Si temen Dusseldorf bilang : "yaah.. kamu salah negara sii... Coba di sini, tiap malem rasanya orang hiruk pikuk. Kalo Jerman atau Turki menang, malah pesta klakson sampe malam. "
Yaah, mau apalagi, Norway memang bukan negara bola. Ia negara Ski (?). Juga Fjord (kapan2 cerita).

Begitulah, suka duka mengalami : ayam mati di lumbung padi. Di negeri euro malah kesulitan nonton euro.
Itulah makanya judul posting ini adalah : Sshny Nntn Er8 d Ngr Er. Bukan: Susahnya Nonton Euro08 di Negeri Euro.. :D.

Ada yang berkenan memetikkan pelajaran dari sini ? Matur nuwun, eh.. sakalangkong :).

Selasa, 17 Juni 2008

Dari Pelosok 1 ke Pelosok 2


Kasian blog ini :(.
Agak lama tak terupdate. Tegasnya : tak terurus :D.

Ada beberapa alasan singkat :
- Karena ada kesibukan (kalo bisa disebut demikian) personal
- Karena ada masa transisi (juga : transisi mode koneksi inet.. maksudnya apa sih ? :D)
- Karena banyak kejadian luar biasa akhir2 ini - nasional maksudnya (lha..bukannya bagus buat tema?)
- dll.. tp kyknya juga krn blogger nya ndak gitu kreatip hehehe.. (juga krn gak adayg bantu kali.. wah.. ngblog kok pake dibantu)

Apapun, yg jelas si blogger (yg sama sekali tidak sejati ini), lagi 'menyendiri' di bawah.


Ya sudah lah.. paling tidak blognya bisa mulai diisi lagi.

Ada beberapa cerita yg mungkin berguna. Tapi kalo detil (maksudnya yg bukan refleksi/opini seperti biasa ---juga yg agak2 narsis :D), kayaknya tidak perlu di sini. Ditampung di blog 'tetangga' aja. Blog tetangga yg mengingatkan asal (pelosok1), dan sempat* dimana saat ini (pelosok2); ya.. hanya 'sempat', dan mungkin 'kebetulan' saja. Kebetulan yang di atur sama yang 'Di Sana'.

Yg penting, semoga blognya tidak stagnan lagi :).

>>> lagi disuru 'penataran' lagi di tempat ini



>>> di sebuah pedalaman dunia yg indah

(fotonya sengaja yg agak gelapan.. biar konsen :) - g' nyambung )

Kamis, 22 Mei 2008

Bola, dan Drama itu, dan Spiritualitas itu



UEFA Champions League 2007/2008 usai. MU kembali juara. Chelsea gagal menggelar mimpi.
Ada kegembiraan luar biasa. Ada kesedihan yang mencekam. Juga haru biru puluhan ribu kepala. Diikuti secara jamaah jutaan pasang mata lain di rumah2, di cafe2, di warung2 tepi jalan. Di (hampir) seluruh dunia. Seluruh level lapis masyarakat. Tak kenal kasta. Tak jua suku, negara, bahkan agama. Dan seterusnya, dan sebagainya.

Luar biasa
Adakah 'ritual' lain yang menyamainya? Ada : piala dunia (bola juga). Dan besok2 juga ada Euro08. Tapi ini satu famili saja dengan topik kita ini.
Ada juga jutaan jemaah Haji tiap tahun di Mekah. Tapi ia tidak melibatkan orang luar (baca: penonton/pemirsa) dalam tiap detiknya. Maaf, saya tidak sedang bilang bahwa pelaksanaan Haji masih kalah 'magnet'nya dibanding pertunjukan bola. Tapi hanya ingin menunjukkan bahwa bola adalah 'ritualisme' baru masyarakat modern. Dan yang bisa mewakilinya hanya jenis kata seperti : luar biasa.

Sang Pemimpin yang merunduk
Jhon Terry, sang kapten tertunduk, lesu. Lemas ia. Menyesal ia. Karena seharusnya ia bisa memenuhi harapan dirinya sendiri, rekan-rekannya, jutaan fansnya, pelatihnya, juga big bossnya:Abramovich. Padahal ia kapten yang tegar. Tegas dalam memimpin. Punya visi permainan dan organisasi tim. Dan karena hal-hal itulah ia menjadi kapten. Tapi ia tak tampak seperti itu setelah kegagalannya. Ia tampak lemah tiada daya. Apalagi setelah kegagalan Anelka di penalti terakhir. Beberapa saat setelah itu, di panggung medali pun, senyum kecil saja tak sanggup ia haturkan pada para petinggi bola. Ia membawa dukanya ke rumah. Mungkin sampai tahun depan. Mungkin seumur hidup. Jika mengingatnya.



Si Perkasa yang terguguk
Christiano Ronaldo, sang megabintang menangis tersedu sedan. Bahkan untuk
berlari bersama rekan-rekannya untuk menemui Van der Sarr , sang kiper yang jadi pahlawan dengan menggagalkan penalti Anelka, ia tidak sanggup. Padahal ia 'sprinter' kelas wahid. Toh ia hanya sanggup lari beberapa langkah. Ia tak lagi terliat 'perkasa'.Lalu ia terkapar di tengah lapangan. Terguguk-guguk. Perut dan dadanya terguncang-guncang. Ia tak peduli dengan hiruk pikuk lapangan. Dengan gemuruh stadion. Dengan jutaan pemirsa tivi di seluruh dunia, yang memujannya, juga yang tidak. Ia tak takut dianggap 'mewek'. Ia asyik dengan dirinya. Ia menikmati gemuruh di dadanya sendiri. Ia ingin menuntaskan kepuasan jiwanya. Walau hanya beberapa saat. Walau untuk sekian detik dalam hidupnya. Tapi itu : luar biasa.

Kesadaran, sebuah modal dan pelajaran spiritualitas
Saya tidak sedang ingin mencibir pak kapten. Juga tidak sedang meremehkan keperkasaan sang bintang.
Tapi saya ingin menunjuk pada kenyataan, bahwa betapapun tegar, kuat, kaya, megah, dan apapun 'status fisik' seseorang, ketika ia terhadang oleh sebuah 'tembok', maka ia akan kembali tepekur, merunduk, menyadari keterbatasan diri, menyadari ada 'kekuatan' di luar sana. Syahdan, betapapun kekuatan itu bernama 'kebetulan'. Apatah lagi dengan Sang Pencipta makhluk bernama kebetulan itu.

Pun ketika sang bintang tak kuasa menahan 'haru-bahagia'. Ia hanya melonjak sebentar, untuk kemudian menggelorakan dan meresapinya 'ke dalam'. Ia seakan tidak ingat akan pacar2nya, mobil, gaji milyarannya, segala macam keglamoran hidupnya. Ia hanya 'bersimpuh' dan 'mensyukuri' pencapaian hidupnya. Lengkap dengan isak tangisnya. Seakan 'bersujud' ia di kenistaan bumi. Di atas rumput setengah basah, yang juga baru dinjak2 puluhan orang. Semuanya alami. Semunya manusiawi. Seakan mengingatkan ia akan fitrah manusia. Polos. Apa adanya. Begitulah..

La'ibun wa Lahwun
Permainan dan senda gurau. Begitulah kata Qur'an tentang kehidupan di dunia ini. Jangan kan tentang bola; tentang sekolah, ilmu, kerja, bisnis, keluarga; itu semua La'ibun wa Lahwun. Karena semua kehidupan dunia, besar kecil, penting remeh, itu termasuk kategori ini. Tolong silakan koreksi saya kalo salah.
Butuh beberapa paragraf lagi kalo kita obrol lebih jauh tentang ini. Nanti-nanti sajalah kita ketemu lagi :).
Hanya, terkait dengan judul posting ini, adalah bahwa : kita bisa belajar tentang apa pun, dari apa dan siapapun. Bahkan dari sudut2 remang kompleks tunasusila, bahkan dari area goyang dangdut, dari amburadulnya acara tivi-tivi, dan sebagainya. Apalagi dari sebuah pertunjukan megah, dan bisnis trilyunan macam sepakbola eropa. Celakalah kita kalo benar-benar hanya yang kita dapat adalah jenis pemainan dan senda gurau yang dangkal. Tanpa sesuatu yang kita resapi kedalamannya, maknanya, energi positifnya, dan semangat kemanusiaannya.

Jadi, selamat menikmati bola, selamat mencucup kesan dan pelajaran spiritualitas di sana. Bahkan kalo pun hanya setetes dua tetes. Karena itu begitu bermakna. Demikianlah.

(photos from : sports.yahoo.com)

Sabtu, 17 Mei 2008

Ku Tak Punya Kata


Ku tak punya kata lagi
BBM
Privatisasi
2009

Ku tak punya kata lagi
Ku tak punya harap lagi

Ku punya hanya niat saja lagi
Ku punya hanya kerja saja lagi

Ku tak punya kata lagi
Mau apa lagi

Sabtu, 10 Mei 2008

Sekolah Rakyat Gratis


Sudah tahu Sekolah Rakyat Indonesia kan ?
Kalau belum, silakan ke website di bawah, dan silakan sebarluaskan.

SekolahRakyat Dot Org

Berikut kutipan dari pengantar di web nya:

Latar Belakang

Krisis berkepanjangan sejak tahun 1997 yang melanda negeri ini menimbulkan keprihatinan seluruh lapisan masyarakat. Menyikapi krisis ini diperlukan upaya-upaya guna peningkatan kualitas bangsa baik dalam aspek pendidikan, sosial, kesehatan dan budaya agar bangkit dari keterpurukan. Maka pada tanggal 28 Januari 2002 berkumpulah para pemerhati pendidikan dan para profesional yang berpengalaman seperti H. Muhammad Nuh, Lc, Ir. Yanuar Arif Mahmud, MM dan Drs. A. Erlangga Masdiana, M. Krim dan Widodo, Lc dengan mendirikan Sekolah Rakyat atau SR.

Hal lain yang juga melatar belakangi berdirinya Sekolah Rakyat antara lain: Problematika penyelenggaraan pendidikan yang menyangkut Pollitical Will dari pemerintah, Keterbatasan kemampuan pemerintah, Kondisi geografis yang tidak memadai, biaya pendidikan yang relative mahal terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung, dan pengejewantahan dari konsep gerakan pendidikan adalah Ibadah yang digagas oleh pemerintah bersama komponen pemerhati pendidikan.

Pada awalnya Program yang dijalankan Sekolah Rakyat adalah pemerataan pendidikan gratis bagi putra-putri Indonesia yaitu dengan Program Pendidikan SMP Terbuka TKB Mandiri Seluruh Indonesia saat ini lebih dari 17.100 siswa telah dibina oleh 2.185 Guru yang tersebar di 16 propinsi.

Dalam perkembangannya Sekolah Rakyat merentangkan sayapnya menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pendidikan yang bervisi menjadi pelopor bagi kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia dengan satu harapan dapat membangun kepepedulian terhadap anak negeri demi terciptanya masyarakat dan bangsa yang berpandidikan.

Senin, 05 Mei 2008

Sukses dengan santai.. ? No way..



(gb dari sini)

Sukses dengan santai.. ? No way..

Bahwa sukses itu tidak mungkin tercapai tanpa kerja keras.

Kalimat ini sepertinya umum, tapi sebenarnya mengandung pengertian serius dan mendalam..

Artinya begini, saya yakin bahwa tidak ada sukses (besar) yg bisa dicapai dengan 'cara

gampang' dan instant (cepat). Saya 99% yakin hal itu..

Kerja keras itu ya artinya, kita harus (perlu) cuaapek, berkeringat, puusing, suuusah... dst.

Bukan karena ingin seperti itu, tapi tingkat persaingan dan kondisi menuntut seperti itu.. Saya

pikir itu dari jaman dulu , sampai kapanpun. Karena itu yg namanya proses alamiah.

Kalau terjadi sebaliknya, maka itu tidak umum, mukjizat, kebetulan, atau hanya berumur

pendek.. dst.

Bagaimana dengan smart-work ?

Ya.. working smart kan untuk mengurangi beban saja, working hard sih tetep perlu..

Setuju ?

Tentang So Te Re

SoTeRe adalah Socio-Techno-Religio

Blog ini bicara Social.
Blog ini nyinggung Technology.
Blog ini ngobrol Religiusitas..

jadilah.. So Te Re :D

Begitu dulu..

Maaf ya.. detilnya nanti dulu .. :)

Rabu, 23 April 2008

karena banyak orang...


karena banyak orang menyebar kebencian,
maka kita harus datang menabur kasihsayang

karena banyak orang menempuh kekerasan,
maka kita perlu hadir menawarkan kelembutan

karena banyak orang semangat menyebar kemaksiatan,
maka kita harus lebih banyak mendorong kemaslahatan

karena banyak orang menulis kata-kata tak berjeda,
maka kita perlu banyak berpuisi ria...

hehehe...

Selasa, 15 April 2008

Begitu itu


Jika selangit keindahan itu
Engkau hantarkan Tuanku
Akankah tentram itu
Kan daku genggam selalu

Jika sesamudera kenikmatan itu
Engkau paparkan Tuanku
Benarkah dahaga itu
Kan akhirnya pergi dariku

Ataukah rasa itu
Kan membunuhku

Ataukah hasrat itu
Kan belenggu diriku

Engkau Tuanku yang tahu segala itu
Hanyalah diriku perlu jalani itu

Semoga begitu

Senin, 07 April 2008

Pengusaha Kecil Mati karena Mencret, Muntah, Batuk, Kutil, deelel

Sedikit nyinggung Entreprenueria.
Menurut tulisan di bawah, bisnis yang (masih) kecil sering menemui kematiaannya disebabkan pengusahanya mengidap "penyakit2 rendahan" semacam tuli, mencret, muntah, batuk, kutil, dan seterusnya.
Kok bisa?

Baca dulu selengkapnya di sini :
(Sorry ya.. CP dulu, krn ini cukup unik, simple, dan merupakan "resep tradisional" dalam negeri :))

Tujuh Hambatan Usaha Kecil

oleh Yanto Sidik Pratiknyo

Pengusaha kecil dalam menjalankan operasinya banyak menghadapi permasalahan berupa penyakit yang menyerang usahanya. Penyakit ini terkadang dianggap sepele, tetapi banyak yang menyebabkan matinya usaha. Meskipun ada pengusaha kecil yang menderita penyakit ini tetapi dapat besar dan sukses, namun umumnya mangalami banyak permasalahan.

Ada tujuh penyakit yang banyak diderita oleh pengusaha kecil :

1. Tuli, kurang dapat menerima informasi. Bila sudah mendengar satu informasi ia tidak dapat mendengar / tidak mau mendengar informasi baru. Penyakit ini dapat mematikan usaha.
2. Muntah, mengeluarkan sesuatu dari mulut yang seharusnya diprosesdalam perut. Meskipun penyakit ini sederhana tetapi membuat hidup pengusaha kecil semakin susah saja.
3. Mencret, penyakit yang diakibatkan kecerobohan dan kurang hati-hati. Penyakit yang sederhana ini juga dapat mematikan.
4. Kurap, penyakit sederhana yang sering diabaikan tetapi lama kelamaan dapat mematikan.
5. Batuk, juga banyak penyakit yang banyak diderita pengusaha kecil dan penyakit batuk menahun sangat berbahaya.
6. Kutil, penyakit lain yang lama kelamaan juga membahayakan pengusaha karena biasanya akan mengecewakan orang lain.
7. Campak, penyakit terakhir yang paling berbahaya dan kebanyakan tidak dapat diobati. Hanya dengan kesadaran yang kuat penyakit ini dapat disembuhkan.

Kebanyakan pengusaha yang menderita penyakit dapat mengalami kematian usaha.

7 HAMBATAN
Tujuh penyakit di atas sebetulnya berkaitan dengan masalah yang dijumpai dan dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen dikatagorikan sebagai berikut :

Masalah Pemasaran (Tuli, mencret, muntah)
Masalah Produksi ( Kurap dan batuk)
Masalah organisasi ( Kutil)
Masalah keuangan ( Campak)
Penjelasan berbagai masalah ini adalah sebagai berikut :

TULI,
yang dimaksud tuli adalah “Satu Pembeli”. Mungkin hal ini sangat janggal, mengapa ada pengusaha yang hanya memiliki satu atau dua pembeli saja. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh-contoh di bawah :

* Pada kontraktor, perusahaan kecil biasanya hanya mampu mengerjakan proyek kecil saja. Setelah mengerjakan proyek tersebut, seluruh kapasitasnya habis terkuras. Proyek lain tidak ada lagi, sehingga pembelinya hanya satu, itupun untuk dapat satu proyek harus berusaha dan bekerja dengan susah payah.
* Catering juga mengalami hal yang sama, setelah menerima order, misalnya selama tiga bulan, suatu kantor atau pabrik, sudah sukar untuk jualan lagi di akntor lain karena kapasitasnya sudah habis.
* Kadang kala dalam kasus subcontractor, produsen hanya satu perusahaan besar lain, dan sudah habis tenaganya.

Dan masih banyak lagi contoh lain, kelemahan utama dari penyakit ini adalah :

* Harga jual dikuasai oleh pembeli, pengusaha kecil tidak berani menawar, takut kalau batal ordernya, yang berarti perusahaan tidak dapat penghasilan karena tidak memiliki pembeli lain.
* Sering order yang diperoleh tidak kontinyu, karena pengusaha jenis ini banyak yang mengantri pekerjaan, sehingga diterapkan asas giliran atau arisan pekerjaan.
* Bila satu-satunya pembeli tidak membeli perusahaan akan bangkrut.

Kadang kala ada perusahaan yang menderita penyakit ini tapi tetap sukses, tetapi tidak banyak, dan biasanya mereka memiliki suatu hubungan yang khusus dengan pembeli, tetapi hubungan ini putus setelah perusahaan menderita/ mengalami masalah.

MENCRET
yang dimaksud mencret adalah ” Menjual ceroboh dan Teledor”. Pengusaha sering kurang perhatian terhadap pembelinya, pelayanan yang tidak baik, sering “Mengecewakan Pembeli” dapat menyebabkan pembeli lari ke tempat lain . Diberikan beberapa contoh di bawah ini :

* Seorang calon pembeli menanyakan harga produk yang ditawarkan, tetapi salesman tidak dapat menjawab dan mempersilahkan pembelinya langsung telepon ke pemilik perusahaan karena masalah harga menjadi wewenang pemilik. Calon pembeli marah dan berkata, kalau jualan tidak tahu harga produkmaka jangan jualan, pemiliknya saja yang disuruh menjadi salesman. Kamu duduk-duduk dikantor saja, ini pemilik tidak mau sampai anak buahnya berhasil menjual, karena dapat merongrong kewibawaan, meskipun karyawan ikut memajukan perusahaan.
* Seseorang menjahitkan setelan jas untuk resepsi, setelah disepakati tentang lama pemesanan (order), pemesan datang lagi pada hari yang ditentukan. Ternyata jasnya belum selesai, sedangkan jas tersebut harus segera dipakai untuk pertunangan, tentu hal ini akan membuat keributan.
* Penjual selalu memberikan kembali dengan permen. Oleh seorang pembeli permen tersebut dikumpulkan lalu dipakai untuk membeli ditempat penjual tersebut. Penjual marah : yang benar saja beli pakai permen, memang toko bapakmu.
* Ukuran kaki ibu terlalu besar, silahkan saja pergi ke rak sepatu basket pria, disana banyak yang cocok.

Masalah yang dapat timbul adalah :
Ø Penjual sering menyinggung perasaan pembeli.
Ø Penjual tidak memahami kebutuhan dari pembeli.
Ø Pembeli tidak datang lagi karena kecewa, sehingga lama kelamaan pembeli habis tidak ada yang berkunjung.

MUNTAH,
Yang dimaksud dengan muntah adalah ” Menjual Mentah”. Pengusaha sebagai penjual tidak melakukan nilai tambah apa-apa, barang yang dijual persis seperti yang dibeli. Untuk jelasnya diberikan contoh di bawah :

Ø Penjual cabe, hanya menjual cabe saja tanpa proses. Waktu produksi sedikit, harga jual baik, tetapi harga beli cabenya juga naik, waktu kelebuhan produksi harga jual, pengusaha menderita kerugian.

Masalah yang dihadapi oleh pengusaha ini antara lain adalah :
Ø Laba yang diperoleh tidak banyak, karena pengusaha tidak melakukan proses tambahan.
Ø Karena tidak diproses maka produknyya bersifat umum dan biasa, sehingga mudah direbut pesaing.
Ø Harga tidak stabil cenderung merugikan pengusaha.

KURAP,
penyakit kurap adalah “Kurang Pemasok/suplier” , Banyak perusahaan hanya memiliki satu pemasok. Karena mereka menganggap pemasok tersebut sebagai langganan, mereka percaya penuh, sehingga tidak pernah membandingkan dengan pemasok lain, sedangkan pemasok lain harganya dan syaratnya bisa lebih baik. Akibat pengusaha tidak memiliki hubungan dengan pemasok lain, sehingga kalau terjadi masalah dengan pemasok tersebut, maka pengusaha akan menghadapi masalah besar. Bahkan banyak pengusaha hanya memiliki satu pemasok bahan baku sekaligus pemasok tersebut menjadi satu-satunya pembeli. Contohnya sebagai berikut : Seorang pengusaha sepatu membeli kulit dari pemasok kulit, yang ternyata adalah sekaligus juga pembeli dari seluruh produk sepatu.

Masalah yang dihadapi oleh pengusaha ini adalah :
Ø Harga beli dikuasai oleh pemasok.
Ø Bila pasokan berhenti maka perusahaan dalam masalah karena tidak ada alternatif dari pemasok lain.
Ø Akan muncul masalah komplek yang lain.

BATUK,
Penyakit batuk adalah “Barang Tunggal dan Ketinggalan Model”, juga sering dijumpai diberbagai pengusaha. Sampai pengusaha itu akan bangkrut namun tetap mampertahankan produk yang dihasilkan walaupun sudah tidak sesuai lagi dengan selera pasardan tidak melakukan diversifikasi produk usahanya.. contoh yang dapat diberikan :

Ø Pengrajin lurik dengan ATBM (Alat Tenun Bukam Mesin) banyak yang bangkrut di daerah Delanggu, Pengrajin gerabah yang memproduksi kendi, celengan sederhana yang mengalami gulung tikar karena tidak mencoba melakukan diversifikasi usaha dan menuruti selera pasar konsumen yang berkembang.

Masalah yang dijumpai oleh pengusaha yang hanya memiliki satu output produk antara lain :

* Perusahaan yang hanya memiliki output satu produk mudah disaingi oleh kompetitor lain, karena tidak memiliki produk potensial yang lain.
* Perusahaan yang hanya memiliki satu output produk bisa mengalami bangkrut, karena produk yang dihasilkan memiliki usia kejenuhan suatu produk dan apabila sudah tidak laku pengusaha tidak dapat menyesuaikan diri untuk beralih ke produk lain.
* Pengusaha yang demikian biasanya tidak memiliki daya kreatif dan tidak mau diberi saran.

KUTIL,
yang dimaksud adalah “Kurang Terampil”. Banyak pengusaha memasuki bisnis tanpa memiliki ketrampilan yang baik dan hal ini tetap terus dipertahankan selama usaha. Pengusaha enggan untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan, lebih-lebih untuk meningkatkan kemampuan bawahannya, karena dianggap hanya akan menambah biaya operasional perusahaan. Contoh sebagai berikut :

* Pengusaha mebel, yang tidak pernah meningkatkan ketrampilannya untuk dapat membuat mebel knock down. Pengusaha ini secara perlahan-lahan akan mengalami kehabisan pasar alias tidak ada pembeli yang ingin membeli produknya.
* Pengrajin kompor, selalu mempertahankan tehnologinya meskipun sudah banyak keluhan dari pembeli kalau kompor tersebut sering meledak saat digunakan.

Masalah yang sering dijumpai oleh pengusaha tersebut antara lain :

* Pengusaha tidak mau meningkatkan kemampuan untuk perkembangan usahanya.
* Pengusaha tidak mau meningkatkan kemampuan bawahannya, sehingga mutu/kualitas produknya kurang sesuai dengan keinginan konsumen.

CAMPAK,
yang dimaksud adalah “Campuran Usaha dan Keluarga”. Penyakit ini adalah penyakit yang paling parah dan paling banyak dijumpai oleh pengusaha kecil. Memang dalam usaha kecil, usaha dan keluarga tercampur, tetapi kalau hal ini terus dilestarikan, banyak pengusaha kecil justru tidak berkembang atau mengalami kebangkrutan. Faktor yang tercampur biasanya meliputi keuangan yaitu membeli keperluan keluarga yang dibebankan pada perusahan dan masalah keputusan, dimana istri dan anak yang tidak memiliki keahlian ikut campur dalam keputusan perusahaan yang berarti. Perusahaan seperti ini dalam perkembangannya justru semakin menyempit, dimana yang berperan dalam perusahaan adalah anggota keluarga dan orang luar disingkirkan. Sebenarnya dibandingkan dengan penyakit sebelumnya, penyakit ini merupakan penyakit yan dibuat sendiri. Pada aspek pasar, masalah dikendalikan oleh pembeli, pada aspek produksi dikendalikan oleh pemasok dan aspek organisasi masalah ditentukan oleh kayawan. Dalam aspek keuangan terjadinya masalah karena muncul dari diri pengusaha sendiri. Karena pengusaha sering tidak dapat mengontrol diri sendiri, maka banyak masalah timbul. Contohnya adalah :

Ø Seorang pengusaha berfoya-foya ketika perusahaanya untung dengan menggunakan uangnya secara konsumtif untuk keperluan keluarga, kayawan tidak ikut menikmati, bahkan uang lembur diberikan terlambat.

Masalah yang dijumpai dalam hal ini adalah :
Ø Sulit melakukan kontrol keuangan, karena pengusaha kecil memang tidak mau keadaan kas keuangannya terkontrol.
Ø Pengeluaran keluarga sring dijumpai jauh lebih besar dari pengeluaran perusahaannya.
Ø Tidak memberikan teladan yang baik pada karyawan, karena karyawan dapat ikut-ikutan merusak perusahaan.

ALTERNATIF PENGOBATAN

Alternatif pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengusaha

1. Tuli (Satu Pembeli) dapat diobati dengan “PERMEN” yang dimaksud adalah “Pengecer atau Multi Konsumen”. Pengusaha sebaiknya menjadi pengecer yang melayani partai kecil atau eceran, bukan grosir, yang hanya menjual partai besar. Menjadi grosir dimungkinkan apabila pembelinya tetap banyak. Contoh pada sentra sepatu Cibaduyut, sentra jeans di Cihampelas, sentra gerabah di kasongan Yogya dan sebagainya.
2. Muntah (Menjual Mentah) dapat diobati dengan “PROMAH’, yang dimaksud adalah “Proses dan Nilai Tambah”. Pengusaha harus memberi nilai tambah dengan alternatif cara dalam pemprosesan produksi.
3. Mencret (Menjual ceroboh dan Teledor) dapat diobati dengan ” KEMENYAN”, yang dimaksud adalah “Ketrampilan Menjual dan Ramah”, diperlukan peningkatan ketrampilan penjualan, terutama dalam mengatasi keberatan pelanggan secara bijaksana.
4. Kurap (Kurang Pemasok) dapat diobati dengan “Surbek T” yang dimaksud adalah “Survey ke banyak Pemasok dan Tempat Lain”. Meskipun membeli dalam jumlah sedikit, perlu kita membeli barang ke berbagai pemasok agar dapat mengetahui perkembangan dan dapat membandingi harga antar pemasok juga penting untuk membina hubungan. Memang tidak selalu satu pemasok itu buruk untuk usaha kita.
5. Batuk (Barang Tunggal dan Ketinggalan Model) dapat diobati dengan “Diatab” yang dimaksud adalah “Diversifikasi Produk dan Tambah Barang “. diversifikasi dijalankan dengan produk yang sejenis atau yang mendukung, jangan yang berbeda jenis, kemungkinan pengusaha mengalami kesulitan. Pada periode-periode tertentu perlu dilakukan perubahan mode sekaligus mengamati perkembangan selera pasar.
6. Kutil (Kurang Teliti) dapat diobati dengan “Kurma” yang dimaksud adalah “Kursus dan Magang”. Mengikuti baik pelatihan ketrampilan teknis maupun manajerial dan juga perlu mengikuti program pemagangan. Pengusaha juga harus bersedia mengirimkan bawahannya mungkin sampai berbulan-bulan untuk magang tanpa menghasilkan apa-apa.
7. Campak (Campuran Usaha dan Keluarga) dapat diobati dengan “Oralit” yang dimaksud adalah “Moral dan Itikad”. Obat utama dari penyakit ini adalah moral, etika dan nilai yang baik, tidak hanya dipahami tetapi juga diterapkan. Tanpa hal ini, banyak perusahaan tidak berkembang bahkana mengalami banyak masalah. Tanpa didasari moral yang baik, maka pelatihan manajemen keuangan, harga pokok produksi, pembukuan sederhana, tidak ada manfaatnya sama sekali.Pengontrolan hanya bisa dilakukan dengan moral yang baik dan kuat. Bila pemilik sudah tertutup dan tidak dapat mengontrol dirinya, maka perusahaan trerus menerus dalam kesulitan.

PENUTUP
Pada saat ini, suatu saat kita suka atau tidak suka akan segera menghadapi masa era globalisasi perdagangan bebas, sehingga pengusaha dituntut untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan (penyakit) perusahaannya secara menyeluruh. Alternatif pengobatan/pemecahan masalah yang diuraikan diatas mungkin dapat menjadi acuan bagi para pengusaha, namun hal yang lebih penting adalah kemauan dan kerja keras pengusaha kecil untuk meningkatkan serta mengembangkan usahanya, karena masa depan suatu usaha sangatlah ditentukan oleh pengusaha kecil itu sendiri. Dunia entrepreneur adalah dunia yang sangat menarik serta penuh tantangan. Masa depan dunia entrepreneur adalah juga masa depan perekonomian Indonesia.

(dikutip dari http://cefeindo.wordpress.com)
___________________________
Yanto Sidik Pratiknyo, Ir., MBA is an International Expert on Entrepreneurship from GTZ (Deutsche Gesselschaft Fuer Technische Zusammenarbeit), Germany. Please search on www.cefe.net in international expert for yanto sidik pratiknyo. He is a Founding Members of International CEFE Association for Entrepreneurship (Competency based Economies, through Formation of Entrepreneurs), Frankfurt, Germany. Holding a Permanent License of International CEFE Trainer to teach CEFE Entrepreneurship training from GTZ, Germany. He has an expertise to use Structured Learning Experiences method in training.
He graduated from Electrical Engineering, University of Gajah Mada, Yogyakarta (1979) and Master of Arts in Entrepreneurship, the Ohio State University, Columbus, USA (1988), sponsored by USAID. His international trainings, seminars, and activities are Cooperative Management MATCOM-TOT (Material Training for Cooperative Management), Turino, Italy (1983), sponsored by The Asia Foundation, Advanced Cooperative Management, Gandhi Labor Institute, Ahmedabad, India (1985), sponsored by Italian Government, Entrepreneurship course of CEFE-TOT (Competency based Economies through Formation of Entrepreneurs), Bangkok, Thailand (1990), sponsored by Deutsche Gesselschaft fuer Technische Zusammenarbeit/GTZ Germany, Moderator on International Convention Quality Control Circle, Bali, Indonesia (November 1991), APEC SME College for Management Capacity Building, Kuala Lumpur, Malaysia (1999), sponsored by Asia Overseas Training Services /AOTS & The Ministry of International Trade & Industry Japan, and Millennium Expo 2000, Sun Tech City, Singapore (January 2000).
His articles have been published in Gelora Mahasiswa UGM, Manajemen PPM, Usahawan UI, Journal Manajemen Prasetya Mulya, Brainstorm GTZ Germany, Buletin Yayasan Dharma Bhakti Astra, Buletin Unilever etc. Please search yanto sidik pratiknyo in www.google .com and www.yahoo.com

Senin, 31 Maret 2008

Fitna

Ketika fitna menjadi berita
Ketika kecemburuan membakar selera
Ketika kebodohan merajalela
Ketika kebebasan kehilangan rasa

Saat bohongmu menggoda dunia
Saat tipumu mengundang bahaya
Senjatamu tiada menembus hati
Kata-katamu tak kan goyahkan imani

Hatimu kering berkalang dosa
Jiwamu merana tiada makna

Jika engkau tiada mengerti
Tiada perlu merasa sakti
Jika yang kau lihat satu inchi
Jangan engkau bilang paham isi bumi

Datanglah
Kan kuajari engkau tentang jalan hidup; tentang toleransi; tentang bahagia
Kudendangkan lagu hatiku yang berbunga
Kan kubimbing engkau tentang kasih manusia
Dimana fitna tak kuasa dalam samudera cinta

Senin, 24 Maret 2008

Vanity is Devil's Favorite Sin, Belajar dari Film

Santai sejenak. Belajar dari film.

Sebenarnya saya ingin komen film AAC - Ayat-ayat Cinta, tapi karena belum nonton, jadi saya toh tidak berhak donk komen :).
Meskipun saya sudah punya komen sendiri tentang AAC ini di sebuah 'milis' dadakan/temporer :), bisalah saya kutip disini (maksa yah?):

Saya bukan penggemar film (apalagi kritikus film hehe).
Sangat-sangat sedikit film2 yg bisa membuat saya terkesan (salah satunya : "Devil's Advocate" - Al Pacino/Keanu Reeves). Bahkan seheboh apapun orang membicarakan film itu (misal, Lord of the Ring, Harry 'Potlot', dst).

Untuk AAC, saya yg telat baca novelnya (baru baca 2007 - ah saya memang tidak terlalu pengen terbawa 'euforia'), memang tidak melihat 'kekuatan luar biasa' seperti yg dihebohkan.
Saya sangat menghormati penulis novel dan juga para penggemarnya, tapi menurut saya, kekuatan novel itu memang bukan di alur ceritanya, - seperti yang dikritisi oleh beberapa pihak, tapi di kemampuan penulis untuk menggabungkan kisah cinta manusiawi dengan 'fatwa2' agama, sehingga tidak berkesan menggurui, dan apalagi menghakimi.
Selebihnya, maaf, alurnya masih bercorak 'India banget':simplifikasi salahsatunya (walau beberapa cerita india sih ada yg bagus juga). Jauh bila dibandingkan dengan misal, punyanya John Grisham.

Krn itu, saya sih belum tertarik nonton 'premiere' filmnya, mgkin nanti2 saja (sekedar pengen tahu :).
Betapapun, AAC pastilah jauh lebih bermutu dari kebanyakan film Indonesia yang mengumbar hantu, maupun kecengengan asmara. Jadi, maju terus AAC.

Kembali ke topik.
Pernah nontoh Devil's Advocate? Film lama kok, lama sekali. Saya saja nontonnya pas pertengahan kuliah dulu, di bawah 2000an. Tapi waktu kemarin2 beberapa kali tayang ulang di
TV2 lokal, masih berminat juga nonton. Walaupun ada yang bilang secara acting, ini film jelek, tapi cukup diapresiasi bagus di sini. Buat saya, bukan karena ngefans berat sama Keanu R, atau al-Pacino, tapi saya mendapat pelajaran yang sangat berarti dari sang film.
Tapi kok bahas film lama sih? Saya memang tidak ingin membahas filmya, cuman mau menyampaikan topik ini saja. Dan kebetulan, juga dikuatkan oleh si film. Bahkan ketika menontonnya berulang, saya masih dapat kesan kuat darinya.


Anda mungkin bisa punya kesan lain tentang film ini. Termasuk teman saya dulu. Saya minta tolong dia nonton film ini. Saya minta untuk perhatikan dialognya dengan cermat. Di akhir film, dia protes keras.. Apaan niy man? Ini sih kayak sinetron biasa. Tidak ada yang perlu diperhatikan. Tidak ada yang special. Well.. semua orang memang bisa punya apresiasi berbeda.
Tapi sungguh saya mendapatkan pelajaran amat penting dari film ini. Bukan sesuatu yang baru sebenarnya. Juga bukan sesuatu yang asing bagi kita semua. Tapi film ini menyajikannya dengan mengesankan. Paling tidak bagi saya.
Apakah itu ? Cerita tentang Kesombongan.

Bahwa kesombongan adalah dosa azali manusia.
Bahwa kesombongan manusialah yang menjadi penghancur dirinya.
Bahwa kesombongan itu bisa datang kapan saja, saat kita lengah dan terlena.
Bahwa kesombongan bisa dipicu dari luar, maupun dari dalam diri.
Bahwa kesombongan bisa kita taklukkan di suatu sisi, di suatu detik, namun ia juga siap menyergap di sisi dan detik berikutnya.
begitulah....

Seperti kata si Devil (Al Pacino) di akhir film : "Vanity...definitely my favorite sin".

Anda setuju?

Rabu, 19 Maret 2008

PaDosHa

Apa
PaDosHa adalah salah satu label/kategori di blog ini. Sebagai label ia mestinya biasa saja. Kalau mau dibahas toh sudah dibahas disini (belum lengkap lagi, sorry :)).
Tapi PaDosHa memang label khusus. Saya tidak mau bilang istimewa. Tapi khusus. Special pake telor? ya.. terserahlah nggak juga, tapi kira2 seperti itulah :). Yang jelas bukan sekedar karena dia singkatan, saya perlu buat kolom khususnya.

PaDosHa adalah Pahala Dosa seHari-hari. Maksudnya, apa-apa yang dikelompokkan dalam label ini merupakan tulisan tentang pengalaman, pikiran, ide, atau semacamnya, yang terkait dengan adanya (kemungkinan) pahala atau dipetiknya dosa.
Secara Islam? Iya.. karena saya Islam. Tapi insyaAllah ini general saja. Karena ini bukan terkait ritual, tapi kegiatan sehari-hari. Jadi semua agama mungkin mirip-mirip saja memandangnya.

Fiqh, Bukan
Apakah ini terkait hukum agama? Fiqh (hukum Islam) khususnya? hmmm..iya dan tidak, karena walaupun cukup mengenal lingkungan agama yang kental, tapi saya jelas bukan ahlinya. Tahu iya. Ahli bukan. Jadi ini juga bukan Fiqh seperti yang secara literer di bahas di buku-buku agama. Namun jangan lupa, sebenarnya segenap keseharian kita juga terkait dengan formulasi hukum agama. Hukum (dasar) yang lima itu: wajib-haram-sunah-makruh-mubah (cek!).
Jadi apa donk?
Ini adalah 'sekedar' pemahaman dan penghayatan saya tentang hal-hal keseharian, yang justru mungkin orang melihatnya bukan sebagai 'urusan agama' tetapi sebenarnya ia bisa jadi 'sangat berbau agama'. Walau agama tidak melulu bicara pahala-dosa (karena masih ada dimensi akhlaq--yang lebih 'cair' ukurannya-- juga ada sufisme atau tasawuf yang lebih luas lagi, dan lainnya), paling tidak urusan pahala-dosa adalah dimensi yang paling gampang dan wadag dalam 'domain' yang bernama agama.
Lebih tepatnya, karena ini berupa penghayatan saya, PaDosHa secara lengkap berarti : Potensi Pahala Dosa seHari-hari.

Frekuensi Tuhan
Yang penting lagi, label ini tidak bermaksud menghakimi, memvonis pahala-dosa orang, apalagi mengkapling-kapling surga-neraka buat saya dan orang lain. Jauuh. Jauh dari itu. Ini adalah upaya kita untuk belajar dan menghayati bersama, mencari bersama, dimana ada 'frekuensi' agama dan Tuhan dalam detak langkah kita sehari-hari.
Bagaimana merasakan 'frekuensi' Tuhan? Gampang, kata ahli agama. Jika hati kita terasa sejuk, lapang, pikiran juga tenang, setelah melakukan sesuatu, maka saat itulah kita sedang beresonansi dengan frekuensi Tuhan (ini yang orang bilang sebagai, kekuatan hati nurani). Silakan cari referensi lebih luas tentang ini di tempat lain, salah duanya di site Gus Mus atau di Padhang mBulan.

Bagaimana potensi pahala-dosa dimaksud?
Kasusnya bisa segala hal. Bisa saat ketika saya mengetik tulisan semacam ini. Bisa saat ketika saya atau anda ngBlog, Blogwalk, bloghope, dst. Bisa waktu kita bangun tidur, waktu siap-siap ke kantor, saat di jalan, saat berdebat di kantor, saat mau ber-KKN (uups, jangan), saat makan siang. Saat pulang kantor.. yaah.. semuanya.. bisa segala hal.

Sehari-hari aja
Lha banyak donk.. Betul. Tapi sebagian kita sering melewatkan begitu saja hal-hal berarti dalam hidup keseharian. Dan sering kita menganggapnya sebagai urusan yang hanya terkait dengan manusia dan lingkungan atau paling jauh dengan petugas negara saja. Tidak dengan agama. Tidak dengan Tuhan, sang pemilik agama. Padahal, urusan apa yang tidak terkait Tuhan? Ada gitu? Selama kita bernafas dan hidup (mati pun juga sebenarnya) di semesta ini, ya selama itu pula kita mestinya 'berurusan' dengan Tuhan. Tidak percaya? Coba aja tanya sama Tuhan. Kalau merasa masih terlalu jauh, tanya ke wakil-wakilNya di bumi. Sudah tahu kan siapa-siapa. Tapi yang lurus, yang tawadlu'. Yang jelas jangan ke saya :), lha saya baru mencoba menghayati.

Contoh yang sudah tersaji di sini adalah posting 'Matilah Cahaya', yang maksudnya hemat listrik itu :). Apakah hemat listrik itu diurusi Tuhan? Saya bisa bilang dengan yakin: iya, insyaAllah. Sebenarnya bukan masalah hematnya, tapi kesediaan kita untuk melakukan hal yang baik, sekecil apapun itu. Itulah yang membuat kita bisa bertemu dengan 'frekuensi' agama dan wilayah ketuhanan. Apalagi bila kita melakukannya dengan niat tulus. Tanpa mengumpat : sialan.. nih orang ruangannya ditinggal, listrik dibiarin aja dst. Atau, sambil cuek tidak peduli : lhah.. yang bayar toh kantor, toh ada petugas.. dan seribu alasan 'lumrah' lainnya. Tapi tentu, kalau kita melakukan hal yang positip, dimana dan kapanpun, malaikatnya Tuhan akan mencatatnya. Sebaliknya juga.

Bagaimana jika orang 'ngerjain' kita? ah.. iya, kita berkewajiban mengingatkannya, selebihnya urusan dia dengan Tuhan. Gampang, tapi sering susah melakukannya. Saya juga, makanya saya mengajak anda belajar bersama.

Satu lagi, Padosha di sini tidak ada kaitannya sama sekali dengan www.Padosha.com :D - wah, saya ikut promosiin web luar deh :). Gpp ini juga PaDosHa kali hehe.

So
Akhirnya, mari kita berhati-hati, cermat dan sebisa mungkin menemukan frekuensi dan 'mengajak' Tuhan dalam keseharian. Jadi, mari kita memperhatikan : PaDosHa :).

Senin, 17 Maret 2008

Blog ku..


Upaya untuk belajar, meniti hidup lebih berarti
Upaya untuk menulis, mengasah paham, mengusung keyakinan diri
Upaya untuk berbagi, saling mencari, saling mengisi



Yang tidak berniat menggurui, karena semua adalah guru
Yang berniat berguru, pada siapa dan apapun itu
Yang pantas dan perlu, digugu dan ditiru


Kamis, 13 Maret 2008

Matilah Cahaya

Malam telah beranjak, ketika lelah sudah menolak
Ruang telah sepi, saat semua sudah pergi

Bagusnya lari tanpa peduli
Tapi hati terusik seakan bergolak

Ah..
Ruang masih benderang ternyata
Pelan kuhampiri satu dua

Kupetik dan membuatnya mati
Kuberjanji dalam diri
Tak kan membiarkannya begini

Dan pesanku padamu kawan: hematlah listrikmu hari ini
:D

Selasa, 04 Maret 2008

Meng-KHUSU'i Kehidupan bersama LETTO


[image from LettoLink]

Ini mungkin bukan hal baru buat sebagian dari anda.
Tapi mungkin juga adalah perspektif baru buat yang lain.

Beberapa pLettonics (maupun bukan), sudah menyirat maupun menyuratkannya.
Saya hanya ingin menggarisbawahi kembali, bahwa apa yang kita nikmati bersama dan dalam musiknya lagunya Letto, adalah ajakan untuk merenung, mengingat asal muasal kita, mengajak eling, mengingatkan untuk ibadah, membuat kita KHUSU' dalam hidup.

Lihatlah ajakan Letto untuk menyerapi indahnya sholat TAHAJJUD dalam 'Sandaran Hati'.
Bagaimana Letto mengajarkan untuk mensyukuri diri dan kehidupan dalam 'Sebelum Cahaya'
Resapilah keinginan kuat untuk selalu dekat dengan sang kekasih dan sang PENGASIH sejati, di 'Permintaan Hati'.
Juga, ini refleksi seorang teman (cak Wo), dalam 'Sejenak' Letto mengajak untuk eling dan SHOLAT sebelum kita tidak sanggup lagi melakukannya.

Saya ingin menulisnya lebih jauh di sini, untuk saya sendiri :), juga buat anda tentu.

Lalu kenapa sinetron dan video klipnya seperti itu ya ?
Saya juga pengen membahasnya sedikit di sini.

Tunggu ya...

Senin, 18 Februari 2008

Batamku, kau membuatku terharu

Pertama kali menginjakkan kaki di pulau Batam, aneh saja rasanya. Terbiasa dengan hiruk pikuk dan kepadatan Jabodetabek, lantas melihat tanah Batam yang cukup lengang dan masih berbukit-bukit kecil, serasa berada di 'dunia lain' :).

Jangan salah, saya tidak sedang 'gaya'. Sok Jakarte. Tidak. Asal tanah kelahiran saya justru lebih kampung : Madura :)--walaupun sebenarnya tidak kampung2 amat.
Kenapa saya agak heran adalah ternyata Batam, yang pernah saya angankan, dan dulu, terutama jaman pak Habibie sebagai Menristek, sangat 'wah' kedengarannya, ternyata saya lihat: ya 'begitu saja'.
Jangan salah sangka ya, saya tidak sedang 'merendahkan' Batam, justru situ akan kaget, bahwa saya ternyata sedang 'mengagungkan' Batam :). Makanya baca sampe selesai hehe..

Demikianlah, saya dan keluarga akhirnya menetapkan hati untuk (sementara?) berkarya dan
berkehidupan di Batam. Seperti di tulisan related sebelumnya, diluar takdir, ini juga karena semacem 'strategi' dan masih sinkron dengan keperluan keluarga. Justru terkait sinkronisasi terakhir inilah cerita ini akhirnya ada.


Singkat cerita, saya perlu mengantar nyonya untuk pertama kali pergi ke tempat tugasnya (iya,
kok ya kebetulan, nyonya diterima juga tugas di wilayah Batam). Di pulau Batam? Bukan. Di wilayah kota Batam iya, tapi di luar pulau Batam, yaitu pulau Belakang Padang. Untuk kesana kita perlu menyeberang lebih dahulu. Laut. Ya.. tentu, karena Batam, sebagai bagian dari prop.Kepulauan Riau, tentu wilayahnya juga berpulau-pulau.


Untuk ke Belakang Padang, kita perlu naik perahu mesin kecil (sejenis sampan nelayan, kalau di
jawa/madura). Orang Batam bilangnya Pancung (kapasitas 10-an orang, duduk 2-2 ke belakang), dan Pong-Pong (untuk jenis yg lebih besar, bisa 3-3). Istilah 'sampan' kayaknya dipakai untuk yang masih pakai tenaga angin (layar).
Karena saya memang orang pesisir (madura), tidak ada yang aneh pada dasarnya, kecuali karena sampan yg memang didesain khusus untuk penumpang (bukan utk nyari ikan).
Saat persiapan berangkat, sempat ngobrol kecil dengan penumpang2/pegawai/karyawan lain. Saya bilang saya serasa diingatkan ke masa kecil saya sebelum lulus SD, di pesisir Madura - main2 di pantai dan sampan nelayan (SMP/A saya di Banyuwangi). Dan, kalau seperti ini tiap hari, rasanya seperti berwisata pantai/laut tiap hari (kalo di jakarta mungkin orang ke Kep.Seribu). Tapi, perasaan saya juga masih biasa2 saja. Maklum, saya toh memang orang pantai.

Melajulah sang Pong-pong. Melintasi laut -tepatnya menyisir pantai menurut saya- karena pemandangan tidak pernah lepas sebenarnya dari garis daratan. Saat kecil dulu, yang saya tahu ketika lepas dari pantai, maka kita akan menuju lautan lepas, hampir sulit melihat tepi daratan. Saat terbiasa menyeberang Jawa-Madura pun (juga jawa-bali), yang terasa adalah lepas dari satu daratan, untuk beberapa lama kemudian mencapai daratan yang lain. Tidak lebih. Tidak istimewa.


Perasaan 'biasa' seperti itu ternyata tidak terjadi saat saya 'meninggalkan' daratan Batam, menuju Belakang Padang. Di tengah2 laut (yg tidak terlalu jauh dari pantai itu), saya sudah bisa menikmati pemandangan pulau lain - Sambu. Sembari masih bisa memandang daratan Batam. Lewat sedikit dari itu, saya juga sudah bisa memandang pulau tujuan - Belakang Padang. Waah.. saya bisa 'memandang' 3 pulau sekaligus hanya dalam beberapa menit. Dan.. di depan nya sudah terpampang 1 pulau lagi yang lebih kecil. wah.. 4 pulau hanya dalam hitungan menit!!. Bukan karena Pong-pongya yang extra cepat, tapi karena pulau2 itu yang memang saling berdekatan.

Luar Biasa!!
Saat SD/SMP kita selalu didengung2kan bahwa negara kita terdiri dari ribuan pulau--sekitar 17ribuan (masihkah?). Luar biasa. Saya baru saja menikmati 4 pulau dalam hitungan menit. Dan uniknya itu loh.. semuanya bisa saling 'memandang'!! Bisa saling terlihat hanya dengan 'bergeser' beberapa menit di tengah laut.
Hal seperti ini tidak terjadi ketika kita menyeberang Jawa-Madura atau Jawa-Bali misalnya. Dan mungkin beda 'nilainya' dengan orang yang memang berniat pergi berwisata antar pulau2 (di Kep.Seribu, mgkin, saya sendiri belum pernah). Karena orang-orang ini memang menjalani kehidupannya setiap hari seperti ini. Bolak-balik pulau2 tiap hari.
Saya benar2 merasa seperti 'orang kepulauan'. Ya.. orang2 Indonesia adalah orang2 kepulauan. Kita adalah 'orang kepulauan'. Dan.. asyiknya itu loh.. Pulau2 itu saling terlihat. Mereka seakan bisa digapai se-sebentangan tangan. Mereka (pulau2 itu) seakan bisa kita rengkuh. Kita peluk, dan kita saling berlompatan di antaranya. Sungguh mengasyikkan.



Saya cuman baru melintasi 4 pulau, dalam +- 20menitan. Lalu bagaimana dengan ratusan/ribuan pulau lainnya di Kepulauan Riau? Lalu bagaimana dengan 17ribu pulau di
Indonesia? Yang puluhan/ratusan di antaranya saling 'bersentuhan', saling bisa 'direngkuh' satu sama lain. Ah.. demikian indahnya.
Negeri ini memang sangat indah. Negeri ini memang sangat kaya, penuh pesona. Saya terharu dibuatnya.
Saya hampir-hampir menangis (kyknya sudah, dlm hati), memikirkan, kenapa negeri sekaya dan seindah ini masih begini2 saja keadaanya. Kenapa... Kenapa... dst..


--

Kisah di atas sebenarnya terjadi +- 2 tahun yang lalu. Dan setelah beberapa kali bolak-balik Belakang Padang, karena beberapa urusan, perasaaan saya masih mirip. Anehnya itu tidak terlalu terasa ketika saya jalan2 melintasi beberapa pulau di Barelang (yang juga menghubungkan 7 pulau2 kecil - mgkin karena tidak melihat tepi2 pulau itu dari sisi laut, pula, beda kyknya kalau melihat dari atas). Pun, terakhir, saat Januari '08 lalu (saat foto2 di sini diambil), perasaan itu juga masih sama dan semakin bertumbuh. Mungkin karena sedemikian gregetannya saya (juga mungkin anda), melihat negeri kaya tapi 'begini2 saja' ini :(.

--epilog
Ngomong2, kenapa judulnya 'Batamku..' ya? (pake 'ku'?). Bukankah saya bukan penduduk asli Batam ? Berniat untuk terus tinggal pun, (terus terang) masih fifty2. Lalu kenapa 'ku..'?
Iya.. bukankah saya (dan anda) boleh bilang 'negeriku', bangsaku, 'Indonesiaku'?. Nha Batam kan termasuk Kepri, dan Kepri adalah bagian Indonesia. Jadi boleh dong saya klaim sebagai punya'ku' :). Saya kira anda juga boleh.. Dan kapan2, silakan mampir ke Batam, dan kita jalan2 menikmati indahnya menjadi 'orang kepulauan', the nusantara, Indonesian Archipelago, the most beautiful Archipelago Country in the world :)